Ada beberapa konsep tentang alam semesta parallel yang sering dibicarakan oleh para ilmuwan. Kita bisa membaginya menjadi beberapa level berikut ini:
Level 1. Alam diluar cosmic horizon
Sesuatu itu bukan berarti tidak ada hanya karena kita tidak melihatnya. Karena mungkin sesuatu itu letaknya jauh diluar batas penglihatan kita. Tetapi jika kita berpindah tempat sehingga jangakauan pandang kita berubah, maka sesuatu yang tadinya tidak terlihat kini menjadi terlihat, sesuatu yang tadinya tidak ada, kini menjadi ada.
Begitulah analogi untuk alam semesta level 1, alam diluar cosmic horizon. Yang dimaksud dengan cosmic horizon disini adalah batas paling jauh yang masih bisa dilihat oleh manusia menggunakan teknologi yang ada saat ini. Batas paling jauh yang bisa diamati oleh manusia saat ini adalah 4x1026 meter atau sekitar 14 milyar tahun cahaya.
Siapa yang tahu apa yang ada di luar sana. Bisa jadi di luar sana ada alam semesta yang sangat mirip dengan kita. Ada kehidupan, ada manusia yang hidup di kota-kota yang persis dengan yang ada disini.
Level 2. Alam Multi Dimensi
Kita tinggal di alam yang memiliki 3 dimensi ruang. Tetapi kemungkinan adanya dimensi yang lain sudah bisa diprediksi oleh teori string. Lalu mengapa kita tidak bisa melihat dimensi tersebut? Dimensi tersebut tidak bisa kita lihat karena terlalu kecil atau terlalu besar.
Untuk memahami ini, bayangkan anda berada di dalam ruangan sambil melihat ke luar jendela. Dari kejauhan anda melihat kabel listrik. Bagi anda, kabel tersebut hanyalah kabel satu dimensi yang hanya memiliki panjang, tapi tidak bagi semut kecil yang berjalan-jalan di atas kabel tersebut. Semut tersebut bisa berjalan selain ke kiri-kanan, tapi juga atas bawah melingkari diameter kabel.
Sebaliknya, ruang yang kita huni ini bisa jadi terlalu kecil sehingga kita tidak dapat melihat dimensi yang lebih besar. Menurut teori string, alam semesta kita hanyalah satu dari banyak membrane atau disingkat brane. Masing-masing brane tersebut dapat bergerak dan bertabrakan. Lalu energi dari tabrakan tersebut yang akhirnya menjadi big bang.
Alam semesta level 1 hanyalah satu dari sekian banyak alam semesta level 1 lainnya yang menempel pada dimensi yang lebih tinggi. Dan siapa tahu ternyata di atas dimensi tersebut ada dimensi lain yang lebih tinggi, dan begitu seterusnya hingga berlapis-lapis.
Alam semesta level 1 hanyalah satu dari sekian banyak alam semesta level 1 lainnya yang menempel pada dimensi yang lebih tinggi. Dan siapa tahu ternyata di atas dimensi tersebut ada dimensi lain yang lebih tinggi, dan begitu seterusnya hingga berlapis-lapis.
Level 3. Alam Many World Quantum
Dalam teori kuantum ada suatu percobaan pikiran yang terkenal dengan nama percobaan kucing Schrödinger. Percobaan ini dimaksudkan untuk menentang interpretasi conpenhagen oleh Erwin Schrödinger. Dia membayangkan seekor kucing ditempatkan pada suatu kotak bersama dengan tabung racun, sumber radioaktif dan geiger counter sebagai pendeteksi radiasi. Jika dalam satu jam sumber radioaktif itu meluruh, maka akan memicu geiger counter dan memecahkan tabung racun, kucing akan mati. Tetapi jika sumber radioaktif tersebut tidak meluruh kucing tetap hidup.
Interpretasi Copenhagen mengatakan bahwa kucing harus dianggap dalam keadaan hidup DAN mati ketika kotak belum dibuka. Tetapi jelas pernyataan ini tidak masuk akal, mana mungkin kita membayangkan ada kucing yang hidup dan mati dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu muncullah interpretasi lainnya yaitu interpreatasi many worlds. Interpretasi ini mengatakan bahwa kucing dalam keadaan hidup dan mati dua-duanya benar terjadi tetapi pada alam semesta yang berbeda. Artinya alam semesta bercabang menjadi dua, yang satu berisi kucing hidup dan lainnya berisi kucing mati. Sebenarnya interpretasi ini juga tidak masuk akal, karena kita tidak pernah bisa membuktikan adanya alam semesta parallel tersebut :)
Konsep lain mengenai alam semesta level 3 ini adalah dengan cara mengubah cara pandang kita terhadap waktu, bahwa waktu hanyalah ilusi belaka. Waktu hanyalah aliran yang menghubungkan suatu keadaan ke keadaan lainnya.
Bayangkan kita melakukan percobaan melempar dadu sebanyak 5 kali. Setiap pelemparan memiliki enam kemungkinan. Jadi akan ada kombinasi sebanyak 65 = 7776. Alam semesta parallel adalah seluruh kombinasi tersebut, sedangkan waktu adalah cara untuk menyusun semesta tersebut menjadi suatu rangkaian.
Konsep lain mengenai alam semesta level 3 ini adalah dengan cara mengubah cara pandang kita terhadap waktu, bahwa waktu hanyalah ilusi belaka. Waktu hanyalah aliran yang menghubungkan suatu keadaan ke keadaan lainnya.
Bayangkan kita melakukan percobaan melempar dadu sebanyak 5 kali. Setiap pelemparan memiliki enam kemungkinan. Jadi akan ada kombinasi sebanyak 65 = 7776. Alam semesta parallel adalah seluruh kombinasi tersebut, sedangkan waktu adalah cara untuk menyusun semesta tersebut menjadi suatu rangkaian.
Level 4. Alam Matematik lainnya
Sejauh ini kita sudah mengetahui beberapa kemungkinan alam. Pada ketiga jenis alam tersebut konstanta fisiknya mungkin berbeda, tetapi hukum dasarnya masih sama. Kita mengenal hukum gravitasi, yang menurut Newton adalah
Bisa jadi di luar sana ada alam semesta yang sama-sama memiliki gravitasi tapi bentuk persamaannya berbeda. Bisa jadi hukum gravitasi disana tidak menggunakan konstanta G, tapi konstanta lainnya.
Bayangkan ada seekor ikan yang hidup didalam akuarium berbentuk bulat seperti toples. Jika ikan itu cukup pintar maka dia akan dapat melakukan observasi terhadap dunia luar dan menemukan hukum-hukum alam. Akan tetapi karena ikan tersebut hidup didalam toples, maka penglihatannya menjadi terdistorsi. Tapi bagaimanapun juga observasi tetap bisa dilakukan dan akhirnya ikan tersebut menemukan hukum alamnya sendiri menurut dia.
Semua teori ini masih dalam tingkat filosofis, karena keberadaan alam parallel belum pernah bisa dibuktikan. Anda bebas percaya atau tidak. Tapi kita tunggu saja, siapa tau para ilmuwan kita bisa membuktikan :)
Bisa jadi di luar sana ada alam semesta yang sama-sama memiliki gravitasi tapi bentuk persamaannya berbeda. Bisa jadi hukum gravitasi disana tidak menggunakan konstanta G, tapi konstanta lainnya.
Bayangkan ada seekor ikan yang hidup didalam akuarium berbentuk bulat seperti toples. Jika ikan itu cukup pintar maka dia akan dapat melakukan observasi terhadap dunia luar dan menemukan hukum-hukum alam. Akan tetapi karena ikan tersebut hidup didalam toples, maka penglihatannya menjadi terdistorsi. Tapi bagaimanapun juga observasi tetap bisa dilakukan dan akhirnya ikan tersebut menemukan hukum alamnya sendiri menurut dia.
Semua teori ini masih dalam tingkat filosofis, karena keberadaan alam parallel belum pernah bisa dibuktikan. Anda bebas percaya atau tidak. Tapi kita tunggu saja, siapa tau para ilmuwan kita bisa membuktikan :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar