Rabu, 03 Maret 2010

Fuzzy Logic

Ini konsep yang dulu dianggap 'nyleneh' oleh para scientist sejak pertama kali diumumkan oleh pencetusnya yaitu Lotfi Zadeh. Kenapa begitu? Gampangnya fuzzy logic itu adalah 'logika samar'. Dianggap aneh karena kata logika dan kata samar itu bertentangan, Tetapi orang ini malah mengusulkan hal itu.

Logika adalah sesuatu yang pasti, tidak setengah-setengah, ya atau tidak, nol atau satu. Bukan sesuatu yang ga jelas, abu-abu, samar dan sebagainya. Nilai kebenaran sesuatu adalah mutlak. Jika sesuatu itu benar maka benar nilainya 1, jika salah maka salah nilainya 0. Tetapi fuzzy logic memberikan kita pandangan lain bahwa nilai kebenaran itu bisa saja relatif, tergantung dari definisi yang kita berikan sendiri. Dan kebenaran pun bisa bernilai antara 0 dan 1.

Konsep fuzzy logic sebenarnya dibuat untuk menjembatani antara bahasa manusia dengan bahasa matematik. Kita manusia menggunakan bahasa yang dinamis, satu kata bisa mempunyai arti yang berlainan berdasarkan konteks pembicaraan. Tetapi bahasa matematis adalah bahasa yang kaku, sekali didefinisikan maka selamanya definisi itu dipakai.

Contoh: Dalam bahasa indonesia kita mengenal kata yang menunjukkan suhu suatu benda yaitu panas, hangat, sejuk, dingin. Masing-masing orang mungkin akan beda mendefinisikan kata-kata tersebut. Tetapi dalam bahasa matematik, suhu suatu benda dinyatakan dengan angka. Oleh karena itu tidak ada penafsiran yang beda-beda.



Kemudian masing-masing kata itu punya derajat kebenaran sendiri. Misalnya kata dingin memiliki derajat kebenaran 1 untuk suhu kurang dari 10 derajat, dan nol untuk suhu lebih dari 20 derajat (misalnya.. ). Panas memiliki derajat kebenaran 0 untuk suhu lebih kecil dari 30 derajat dan 1 untuk suhu lebih besar dari 40 derajat. Diantaranya nilai kebenaran antara 0 dan 1.

Kalau kita ingin membuat mesin yang bisa berkomunikasi bahasa manusia, maka kita harus membuat mesin yang mengerti bahasa manusia. Bukan manusia yang harus belajar bahasa mesin. Nah salah satunya dengan fuzzy logic ini. Cuma masalahnya bahasa manusia itu begitu rumit sehingga susah sekali menghubungkan antara bahasa manusia dengan bahasa mesin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar